Kamis, 06 Desember 2012

Kadang Basa-Basi dan Senyum itu Perlu



        Hujan kembali mengguyur kota Malang. Dinginnya pun semakin tarasa menusuk tulang. Berbagai rasa berkecamuk tak tertahankan. Ketika si perut merengek meminta pelepas keroncongan. Hehehee... mahasiswa banget ya..?
            Ada sebuah kebiasaan ketika hujan turun sangat banyak sekali jenis-jenis penganan hangat yang ingin di santap. Malam ketika hujan, saat itu jam tepat menunjukkan pukul 20:00 WIB. Saya mendapatkan pesan singkat di BlackBerry Messenger (BBM) dari ipar saya. Kebetulan sekali ipar meminta saya untuk membelikan seporsi martabak manis yang biasanya disebut dengan terang bulan. Akhirnya ketika ditengah jalan saya melihat sebuah lapak terang bulan dengan nama Holane Jaya. Benar sekali, ditempat itu sering kali menjadi langganan ipar saya membeli terang bulan.
Memang dari segi rasa dan tekstur masih berada dibawah terang bulan milik Holland. Namun Holane Jaya memiliki rasa dan tekstur yang lebih baik dibandingkan terang bulan lain yang sekelas dengannya. Sembari menunggu pesanan jadi, saya mengajak si penjual sekaligus pemilik lapak untuk bercengkrama. Bahkan saya sempat bertanya “kenapa ya pak, kalau saya beli ditempat lain rasa dan baunya cenderung amis telur?”.“kemungkinan besar tempat yang digunakan untuk membuat adonan nggak bersih mbak” terangnya. Berbagai hal kami bicarakan sehingga kami merasa cukup akrab meskipun tidak pernah bertemu sebelumnya.
Sungguh diluar dugaan, sang penjual membuatkan saya seporsi lagi terang bulan, namun terang bulan bonus ini terang bulan krispi, dengan tekstur yang lebih renyah dan tipis. Kegembiraan tentu terpancar jelas di wajah saya ketika saya memberikan senyuman sumringah sambil mengucapkan kata terimakasih. Kadang ada baiknya kita bersikap baik terhadap siapa saja. Menjadi teman berbicara yang baik akan membuat orang lain merasa senang bahkan ketika berbicara, senyum kita lepaskan dengan mudah, maka senyuman itu menjadi pelipur lara bagi siapapun yang menerima dan melihatnya. Keep talk active and smile Pals... (ANEESSIA-09220421) 

Mahasiswa Tidak Boleh Buta Arah


Dear, yang namanya jadi mahasiswa nih apa lagi jadi mahasiswa yang merantau, wajib deh hukumnya buat kamu semua untuk tahu jalur angkutan umum , dan beberapa daerah yang ada di tempat kamu tinggal. Apa lagi buat kamu yang mungkin kalau mau mobile masih menggunakan jasa angkutan umum yang ada di tempat / kota kamu tinggali sekarang, nah karna mimin adalah arek malang , mau bagi-bagi dan share info tentang jalur angkutan kota yang ada di kota Malang. Siapa tahu diantara kamu ada yang mau pergi naik angkot . so semoga bermanfaat yah jalur-jalur angkot ini.
AL / H = Arjosari – Landungsari / Hamid Rusdi
A G / A H =  Arjosari – Gadang/Arjosari – Term. Hamid Rusdi
A T  = Arjosari – Tidar
A D L = Arjosari – Dinoyo – Landungsari
A S D  = Arjosari – Sarangan – Dieng
A B G  = Arjosari – Borobudur – Gadang
A J G  = Arjosari – Janti – Gadang
A M G = Arjosari – Mergosono – Gadang
C K L  = Cemorokandang – Landungsari.
G L = Gadang – Landungsari
G M L =  Gadang – Mergan – Landungsari
G A / H A =  Gadang – Arjosari / Term. Hamid Rusdi – Arjosari
J P K  = Joyogrand – Piranha – Karanglo
J D M  = Joyogrand – Dinoyo – Mergan
L G  = Landungsari – Gadang
L D G = Landungsari – Dinoyo – Gadang

Nah, kalau untuk tarif angkutannya sendiri sih , murah meriah sekali biasanya jauh-dekat semua rata Rp 2.500,- saja. Nah jadi buat kamu dear yang mau pergi jalan-jalan dengan fasilitas angkutan kota, cari tahu dulu nama daerah yangakan kamu tuju, baru deh pilih angkotnya yang akan ditumpangi, jangan sampai salah jalur ya ;) . dan tidak ada salahnya untuk bertanya pada bapak supir terlebih dahulu , apakah angkot yang kamu pilih benar sesuai dengan tujuan kamu. Kalau kamu masih ragu boleh juga nih buka website pemerintahan kota Malang, karna banyak juga informasi yang bisa kamu pilih, alamatnya di http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.php?own=angkot&act=detail&id=64 . Selamat berjalan-jalan di kota Malang  ;)  -AM-

                                                                       

Rabu, 05 Desember 2012

Efek Kenaikan Harga Barang Pokok Pada Perut Mahasiswa



                Dulu saat menjelang Hari Raya Idul Fitri atau hari-hari besar lainnya, harga bahan pangan selalu mengalami kenaikan, diantaranya daging, beras, minyak goreng atau bahkan cabai.
                Namun hal tersebut tidak hanya terjadi pada hari besar saja, melainkan juga terjadi kelonjakan harga pada hari-hari biasa. Tentu saja hal ini menimbulkan beberapa dampak, baik untuk pedagang, ibu rumah tangga, serta yang tak pernah absen yaitu para mahasiswa.
                Mahasiswa juga merasakan dampak kenaikan harga bahan pangan. Biasanya dengan 5.000 rupiah saja mereka sudah bisa membeli seporsi lalapan dengan lauk ikan atau ayam. Namun kini mereka harus merogoh kocek sedikit lebih dalam 6.000 rupiah hingga 7.000 rupiah untuk seporsi lalapan.
                Hal inilah yang membuat mereka harus pandai memutar otak agar bisa makan dengan layak dan bisa bertahan hingga akhir bulan. Setidaknya hidup jauh dari keluarga harus bisa membuang jauh-jauh rasa gengsi dan menuruti setiap hawa nafsu yang ada. Anggap saja ini sebagai ujian dalam hidup dan kita harus dengan tabah menghadapinya. TIRAKAT is the best choice for your bright FUTURE.


Harga makanan yang berada di kertas putih sebagai tanda bahwa ada harga lama yang tertutupi


Jika dilihat dengan teliti, sambal hanya berupa air rebusan cabai. Sedangkan biji cabai tampak jauh tidak menyatu dengan air cabai. Tidak dengan sebagaimana mestinya sambal selalu bercampung menjadi satu antara biji dengan kulit serta daging cabai yang telah dihancurkan. (Nyken Kisdwiyanawati-09220420).

Macetnya Jakarta Nular ke Malang???



          Apa yang bisa kita simpulkan dari kata Jakarta? Ya, sudah pasti macet menjadi permasalahan utama. Ada yang menganggap macet lumrah saja terjadi, ada yang mengatakan “Kalau ngga macet bukan Jakarta namanya..!”,lalu ada juga yang berpendapat bahwa “Macet itu adalah suatu hal yang sangat menggemaskan”, serta ada juga yang mengatakan bahwa macet itu “Ada si Komo lewat”. Berbagai opini bisa kita dapatkan dari kata macet.
            Lalu, bagaimana jadinya jika macet bukan hanya saja terjadi di kota-kota besar? Tentu saja kebingungan yang didapatkan. Kebingungan yang didapatkan tersebut tentu saja beralasan. Sebagai kota kecil yang sudah dianggap sebagai kota pelajar, tentu kota Malang mendapatkan dampak buruk. Selain semakin padat penduduk karena banyaknya pendatang yang ingin menimba ilmu disini, Malang juga menjadi sasaran macet berikutnya. Si pendatang dari berbagai wilayah turut membawa serta kendaraan pribadinya, bahkan ada pula yang membeli kendaraan pribadi tersebut di kota Malang.
            Dari hasil survey yang didapatkan oleh Dinas Perhubungan, kenaikan volume kendaraan  naik dengan drastisnya. Hampir 5.000 unit kendaraan bermotor bertambah tiap tahunnya. Inilah yang menjadikan kota Malang kota yang macet berikutnya. Biasanya macet yang terjadi berada di titik-titik tertentu, terutama di daerah kampus dan tempat tinggal (kost-kostan) mahasiswa. Bayangkan saja bila macet sedang terjadi, kita membutuhkan waktu hingga setengah jam hanya untuk membeli makan disekitaran kost. Padahal jika sedang arus lancar, kita hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk keluar membeli makan.
            Mungkin ada baiknya jika ingin bepergian dengan jarak yang tidak terlalu jauh, ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa kendaraan umum. Selain lebih sehat kita juga dapat menghemat energi bahan bakar minyak bumi dan menghindari global warming. Selain itu kita juga membantu roda perekonomian dari para supir angkot. Perlu dibangun kebijaksaan yang tinggi untuk kedatangan para pendatang agar tidak disertai dengan membawa kendaraan pribadi. Hal ini lah yang menjadi faktor utama penyebab jalanan dikota Malang semakin padat merayap. Tentu kita ingin belajar dengan nyaman bukan? Be a wise to keep our city Pals..





Foto tersebut saya abadikan ketika saya berada di pertigaan Jalan Tirto Utomo. (ANEESSIA-09220421)










Wisata Murah di Kebun Bunga


Tanggal merah tentu adalah tanggal yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang untuk merasakan nikmatnya liburan tanpa harus membolos dari sekolah, kampus, bahkan kantor. Ya, Kamis, 15 November 2012 tepatnya tanggal merah itu berada. Sedangkan hari Jum’at dan sabtu menjadi hari cuti bersama. Sementara hari Minggu adalah hari libur universal. Praktis liburan kali ini benar-benar menjadi hari libur panjang atau yang paling sering disebut dengan Long week end.
Menjadi mahasiswa yang tinggal berjauhan dari keluarga tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan liburan tersebut. Mereka memilih menghabiskan waktu untuk berpelesir atau sekedar pulang kampung bagi yang rumahnya tidak begitu jauh dari tempat mereka menimba ilmu khususnya di kota Malang. Ada yang bepergian ke Bali, Karimun Jawa, Jogja bahkan pergi ke Kebun Bunga.
Tentu saja liburan di kebun bunga menjadi alternatif liburan yang menyenangkan. Selain tidak jauh dari kota Malang, biaya yang dikeluarkan pun sangat minim. Kita cukup merogoh kocek sebesar 5.000 rupiah hanya untuk membeli bahan bakar minyak (bensin).  Selebinya cukup anda katakan gratis. Wisata kebun bunga ini bisa anda temui di kota Batu khusunya berada di daerah Punten.
 Sungguh liburan yang menyenangkan. Anda bisa merefresh otak dengan melihat berbagai macam bunga serta warna yang begitu cantik saat berada disana. Selain itu juga tersedia bibit pohon buah maupun sayuran yang anda inginkan. Saya dapat mengatakan hal ini adalah suatu Hedonisme, dimana anda akan menganggap wisata kebun bunga ini harus sering-sering kita kunjungi untuk sekedar melihat-lihat atau untuk memborong bunga-bunga cantik yang tersedia. Jangan khawatir dengan harga bunga yang ditawarkan. Mulai dari 1.000 rupiah, anda sudah bisa membawa pulang setangkai bunga mawar yang hidup dalam sebuah plastik polibek. Cukup murah bukan?? Selamat mencoba wisata baru ini Dear... (ANEESSIA-09220421).


Kebun bunga Mawar 


Perkenalkan, itu adalah keponakan saya yang bernama Barga


Saya pergi kesana mengajak serta Keponakan dan sahabat saya Nyken

Kamis, 08 November 2012

Nge-KOS ?? siapa takut !!

Dalam dunia perkuliahan , pastinya sangat identik dengan kos-kosan, mulai dari kosan yang benar-benar memang disediakan untuk tempat beristirahat bagi si penghuni setelah lelah dari menimbah ilmu. ada juga kos-kosan yang diediakan hanya untuk tempat singgah sementara. sebenarnya perbedaanya hanya ada pada cara pembayarannya, ada kosan yang mengaharuskan membayar bulanan, ada kosan yang bayar per semester / per tahun.
Asli malang kuk ng-kos?? terkadang itu menjai pertanyaan yang malas sekali kan mau di jawab, terlebih kalau kamu warga asli Malang, tapi mungkin saja rumah mu jauh dari tempat study / kampus. nah itu juga Dear yang sedang aku alami, asli AREMANITA, tapi sebentar lagi akan menjadi anak kos, ini dikarenakan keluarga ku bakalan pindah rumah ke Lawang, an washing time sekali kalau aku harus PP Lawang-Kampus(Landungsari)-Lawang. waktu ku benar-benar akan tersita di perjalanan.
di karenakan keluargaku akan pindah bulan Desember nanti, maka dari itu aku ingin mencari kos-kosan yang bisa bayar bulanan. karna menurutku dengan membayar bulanan itu cukup ringan, disamping aku menargetkan tahun depan harus sudah WISUDA, maka aku lebih baik mencari kos yang tidak terikat pembayaran per semester atau per-tahun.
entah apa jadinya nanti aku yang sudah 21 tahun hidup  bersama keluarga , mama, papa, adik, dan kucing-kucing ku yang lucu harus terpisah dari mereka semua, benar memang seminggu sekali aku pasti pulang, tapi mungkin akan menjadi aneh sekali yah, sepi mungkin??
aahh, aku tak mau lah berfikir yang negatif, takut homesick, duit kirimnan habis atau yang lainnya, tapi aku lebih berfikir pada bagaimana aku bisa semakin bertnggung jawab, mandiri, dan dapat me-manage waktu, uang, dan keseharianku.
pengen tahu bagaimana perjalanan kisah menjadi anak KOS-an dari aku dan teman-teman ku ?/ tetap kunjungi Dear Diary yah, karna semua cerita suka duka, rainbow story anak KOS akan di posting disini ;) (nanda)

Sehat Gak Sehat yang Penting Kenyang


Sehat Gak Sehat yang Penting Kenyang
Tanggal tua menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa rantau yang hidup jauh dari keluarga. Dengan nominal uang yang sudah ditentukan orang tua, kami harus memanage uang bulan  sendiri secara bijaksana. Namun apa jadinya jika uang bulanan yang ada sudah habis sebelum waktunya? Ya, pengiritanlah jalan keluarnya.
Beruntung saya bukan tipikal orang yang gemar menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang tidak berguna. Uang bulanan hanya habis untuk membeli kebutuhan hidup kucing-kucing peliharaan dan memenuhi napsu jajan saya. Itulah yang membuat saya selalu tertekan di pertengahan hingga akhir bulan.
Pengiritan yang saya lakukan tentunya tidak banyak berbeda dengan anak-anak kost lainnya. Makan mie instan menjadi cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan perut saya. Namun memakan mie instan tiga kali sehari yang dilakukan tiap hari berturut-turut selama seminggu membuat saya benar-benar depresi. Ingin makan ini itu harus berfikir dua sampai tiga kali. Alhasil, saya mengalami alergi di kulit terhadap mie. Seluruh tubuh dipenuhi bentolan-bentolan merah yang terasa sangat gatal dengan berbagai ukuran.
Akhirnya saya benar-benar harus berhubungan dengan tindakan medis. Demi menghindari pengeluaran yang membludak bagi orang tua saya, saya harus pintar-pintar dalam memutar otak. Beruntung kampus saya memiliki clinic center dimana jika kita berobat disana kita terbebas dari biaya pengobatan. Semua fasilitas bisa saya dapatkan langsung dari pembayaran uang kuliah saya.
Alhamdulillah alergi itu mereda. Berkat mie instanlah uang bulanan saya bisa bertambah. Bagaimana tidak? Orang tua saya merasa bersalah dan kasihan setelah melihat anak perempuan satu-satunya sakit selama hidup diperantauan. (Aneessia).