Apa
yang bisa kita simpulkan dari kata Jakarta? Ya, sudah pasti macet menjadi
permasalahan utama. Ada yang menganggap macet lumrah saja terjadi, ada yang
mengatakan “Kalau ngga macet bukan Jakarta namanya..!”,lalu ada juga yang
berpendapat bahwa “Macet itu adalah suatu hal yang sangat menggemaskan”, serta
ada juga yang mengatakan bahwa macet itu “Ada si Komo lewat”. Berbagai opini
bisa kita dapatkan dari kata macet.
Lalu, bagaimana jadinya jika macet
bukan hanya saja terjadi di kota-kota besar? Tentu saja kebingungan yang
didapatkan. Kebingungan yang didapatkan tersebut tentu saja beralasan. Sebagai
kota kecil yang sudah dianggap sebagai kota pelajar, tentu kota Malang
mendapatkan dampak buruk. Selain semakin padat penduduk karena banyaknya
pendatang yang ingin menimba ilmu disini, Malang juga menjadi sasaran macet
berikutnya. Si pendatang dari berbagai wilayah turut membawa serta kendaraan
pribadinya, bahkan ada pula yang membeli kendaraan pribadi tersebut di kota
Malang.
Dari hasil survey yang didapatkan
oleh Dinas Perhubungan, kenaikan volume kendaraan naik dengan drastisnya. Hampir 5.000 unit
kendaraan bermotor bertambah tiap tahunnya. Inilah yang menjadikan kota Malang
kota yang macet berikutnya. Biasanya macet yang terjadi berada di titik-titik
tertentu, terutama di daerah kampus dan tempat tinggal (kost-kostan) mahasiswa.
Bayangkan saja bila macet sedang terjadi, kita membutuhkan waktu hingga
setengah jam hanya untuk membeli makan disekitaran kost. Padahal jika sedang
arus lancar, kita hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk keluar membeli makan.
Mungkin ada baiknya jika ingin
bepergian dengan jarak yang tidak terlalu jauh, ditempuh dengan berjalan kaki
atau menggunakan jasa kendaraan umum. Selain lebih sehat kita juga dapat
menghemat energi bahan bakar minyak bumi dan menghindari global warming. Selain itu kita juga membantu roda perekonomian dari para supir angkot. Perlu
dibangun kebijaksaan yang tinggi untuk kedatangan para pendatang agar tidak
disertai dengan membawa kendaraan pribadi. Hal ini lah yang menjadi faktor
utama penyebab jalanan dikota Malang semakin padat merayap. Tentu kita ingin
belajar dengan nyaman bukan? Be a wise to keep our city Pals.. J
Foto tersebut saya abadikan ketika saya berada di pertigaan Jalan Tirto Utomo. (ANEESSIA-09220421)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar