Ketika
kita kecil, mendengar kata kota Malang menjadi hal yang cukup menyenangkan.
Pemandangan yang indah, suasana yang tenang dan hawa yang sejuk menjadi
penghilang lara sekaligus penyegar pikiran. Sungguh jauh berbeda dengan keadaan kota Malang sekarang. Panas,
polusi, dan macet yang merajalela. Tentu hal tersebut terjadi akibat banyak
faktor yang mempengaruhinya.
15
tahun yang lalu jumlah penduduk kota Malang hanya sekitar 708.907 jiwa. Namun kini jumlah
penduduk kota Malang mencapai 893.883 jiwa.
Data tersebut diambil dari internet yang didapatkan langsung dari dinas
statistik kota Malang. Bisa dibayangkan betapa pesatnya perkembangan penduduk
yang ada. Hal ini dikarenakan banyaknya pendatang baru dari luar kota Malang.
Baik untuk mengenyam pendidikan maupun untuk mencari peruntungan dibidang mendulang income.
Pendulangan
income meliputi pembukaan unit-unit
usaha modern. Seperti
salah satu mini market yang ada di pinggir jalan di daerah Dinoyo. Mereka bisa
saja membangun bangunan berupa toko maupun ruko yang begitu mewah namun, acap
kali mereka mengindahkan area parkir untuk para konsumennya. Alhasil, parkir di
bahu jalanlah alternatif meletakkan kendaraan pribadi anda. Lalu, timbullah
macet bukan?
Membahas
mengenai kendaraan pribadi, Kepala
Satuan Lalu-lintas (Kasatlantas) Polres Malang mencatat sebanyak 1.000 unit kendaraan roda dua bertambah tiap
minggunya. Itu artinya dalam sebulan saja warga masyarakat Malang membeli
sepeda motor baru sebanyak 4.000 unit langsung dari dealernya. Belum lagi
sepeda motor yang dibawa langsung dari kota-kota asal
para pendatang. Tidak salah jika kemacetan dan polusi meningkat secara
signifikan.
Sementara
itu bagaimana dengan pembangunan-pembangunan yang ada? Banyak pohon dan area
hijau tergusur akibat pertumbuhan pembanganunan. Yang nyata-nyata bahwa tanaman
berwarna hijau mampu menyerap karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) yang
berguna bagi pernapasan kita. Panas dan gersang menjadi pemandangan yang lazim
kita saksikan, bahkan terasa begitu menyengat di kulit ketika kita berada di
luar bahkan di dalam ruangan.
Bagaimana
dengan penobatan ‘adipura’? semua menjadi sangat sia-sia ketika kemenangan
berada di pihak kita namun, kita tidak mampu untuk menjaga keasrian alam
sekitar kita. Tepat setengah tahun yang lalu kita menyaksikan perombakan
tatanan taman yang berada di sepanjang jalanan Veteran. Apa yang dilakukan itu
seperti pemborosan tiada arti. Berlomba-lomba mempercantik kota dengan waktu
yang begitu singkat dan dilakukan karena ingin mempertahankan kemenangan atas
adipura tahun lalu. Lagi-lagi macet dan polusi mewarnai hari-hari kota Malang.
Memang
kota Malang adalah kota yang sarat akan pendidikan dan wisata. Setidaknya jika
harus membangun infrastruktur, hendaknya memperhitungkan dampak positif dan
negatifnya. Kita dapat melihat contoh pada trafic lamp yang berada di jalan
Mayjen Panjaitan, tepatnya di depan universitas Brawijaya Malang yang tidak
berfungsi dengan selayaknya. Padahal yang kita ketahui disana terdapat
persimpangan jalan. Paling tidak rambu
lalu lintas yang tidak berfungsi dengan
baik bisa diperbaiki, dimanfaatkan dan ditaati oleh masyarakat. Agar
tidak menjadi untung bagi sebagian orang namun buntung bagi keseluruh lapisan
kalangan.
Pembenahan Taman Sepanjang Jl. Veteran Menjelang Penobatan Adipura
Macet di Persimpangan Soekarno Hatta